Kamis, 13 Juli 2017

Cerita Misteri Penampakan Hantu Pocong Seram Pesugihan

Garasitogel-mistik - hari ini akan berbagi kisah Berburu penampakan hantu pocong pesugihan atau pocong jadi jadian oleh manusia yang bersekutu dengan setan. Inilah Cerita mistis penampakan hantu pocong seram jadi jadian.

Seperti halnya di daerah kampung dan dusun di berbagai pelosok, di daerah saya pun, Indramayu, kata pesugihan atau nyupang istilah dan bahasa Indramayu sudah sangat terdengar familiar di telinga para warga kampung atau pun dusun di desa kami. Saking familiarnya sampai-sampai kalau ada orang kaya mendadak atau usahanya maju pesat maka banyak warga yang bilang kemungkinan dia menganut ilmu pesugihan, atau pun berkolaborasi dengan setan supaya kaya.

Memang terdengar naif, tapi itulah realita yang ada di desa kami, biarpun dibicarakan secara berbisik-bisik atau istilahnya bisik-bisik tetangga, tapi hal semacam ini sudah menjadi semacam kebiasaan warga kampung kami, terutama para ibu-ibu kalau sedang ngerumpi di teras-teras rumah tempat mereka berkumpul.

Pengalaman ini memang kejadiannya sudah berlangsung sangat lama, tapi tidak ada salahnya berbagi Cerita Mistis ini sekarang.

http://garasigaming.com/

Al kisah di suatu desa kami, sebut saja di desa Cibuntu, yang ada di ujung barat kabupaten lndramayu, atau perbatasan dengan kabupaten Subang, malam itu semilir angin begitu lembut sepoi-sepoi menerpa wajahku.

Suasana malam yang cerah, langit begitu cerahnya dengan dihiasi bintang-bintang yang begitu Indah dipandang mata, sedang enak-enak nya memandangi bintang bintang dan menerawang di langit lepas, tiba-tiba saja aku dikejutkan oleh suara salah seorang teman yang dengan seketika Iangsung membuyarkan lamunanku, sebut saja namanya Kasrim, “Jangan melamun saja nanti kamu ditemenin hantu Iho...” kata kasrim, lalu dengan senyum kecut, aku menyeletuk, “Mana ada Srim sore-sore begini ada setan gentayangan, paling ada juga janda bohay yang lewat,”jawabku sambil bergurau.

Lalu Kasrim pun menimpali “apa Kamu gaktahu ya? Baru baru ini orang-orang lagi geger, Kebanyakan sedang membicarakan bahwa ada penampakan hantu pocong jadi-jadian berkeliaran saat malam Jum’at Kliwon.”

“Ah yang bener Srim,”jawabku acuh tak acuh.

“Bener!” jawab Kasrim dengan serius.

Akhirnya dengan rasa penuh penasaran saya bertanya lagi, “Emang kamu tahu dari mana?” Lalu kasrim menjawab “Tahu dari ibu Darmi yang rumahnya di ujung kampung kita ini, kata ibu Darmi pas malam Jum’at Kliwon dia melihat ada hantu pocong di depan rumahnya.”

“Memang kronologinya gimana,” tanyaku lagi tambah penasaran.

Lalu Kasrim bercerita, katanya, Entah kenapa dan ada apa pada malam jum’at Kliwon itu ibu Darmi susah tidur, sudah beberapa kali matanya coba dipejamkan, tapi percuma, matanya masib saja sangat susah untuk dipejamkan, ga mau tidur juga, lalu dia keluar dari kamar menuju ruang tamu, untuk duduk-duduk di kursi depan.

Baru saja ibu Darmi duduk, tiba-tiba saja dia dikejutkan oleh suara gedubrak di teras depan rumahnya. Dengan reflek bu Darmi segera beranjak dari kursi untuk mengetahui apa yang terjadi di teras depan rumahnya. Melalui jendela rumahnya yang terletak agak tinggi, ibu Darmi berjalan berjinjit-jinjit dengan maksud supaya sampai kepalanya bisa untuk melihat ke luar rumahnya tanpa terdengar.

Dengan perasaan takut campur penasaran, diapun memberanikan diri mengintip melalui hordeng jendela rumahnya. Dia melihat ke teras depan rumahnya, betapa sangat terkejutnya hati bu Darmi ketika melihat ada satu sosok di pekarangan rumahnya berbentuk pocong. Dia tak percaya dengan pandangannya sendiri, dia pun mengucek-ngucek matanya untuk Iebih memastikan lagi, apa benar yang dilihat di depan pekarangan rumahnya itu adalah pocong.

Walaupun bu Darmi sudah mengucek ngucek matanya, pocong tersebut masih ada, dan yang lebih penasaran lagi pocong tersebut kakinya menempel di tanah, Karena konon kata orang, kalau pocong sungguhan kakinya tidaklah menyentuh tanah.

Beberapa detik bu Darmi hanya tertegun, tiba-tiba saja si pocong tersebut menoleh ke arah bu Darni. Yang membuat bu Darni bertambah terkejut ternyata wajah berupa pocong tersebut sangat bu Darni kenal. Setelah menoleh pocong tersebut pergi seperti di film-film, wusssh jalannya Secepat kilat, demikian Kasrim berkata sambil mengakhiri ceritanya. Tapi kata Kasrim bu Darni engga mau menyebut siapa orangnya, itu pula yang membuat kami makin penasaran.

Berawal dari cerita Kasrim tersebut, akhirnya Kasrim sepakat untuk pergi mendatangi orang yang mempunyal ilmu Iinuwih di desa kami, tidak sampai memakan waktu Iama,kira-kira hanya 5 menitan, tibalah kami di rumah orang yang dituakan di desa kami, dia bernama kang Rasilah.

Orangnya berpenampilan sangat kalem, dan bicaranya ceplas-ceplos, makanya kami bisa akrab dengan beliau. Setelah uluk salam sambil mengetuk pintu rumahnya, keluarlah kang Rasilah, begitu kami memanggil beliau. Sambil menjawab salam kami, kang Rasilah lalu mempersilakan kami berdua masuk, lalu aku dan Kasrim masuk dan duduk di kursi yang berjejer rapi di dalam ruangan tersebut.

Setelah duduk kang Rasilah membuka pertanyaan kepada kami. “Ada apa malam malam begini kalian datang menemuiku.” Lalu aku jawab “Begini kang, tadi Kasrim bercerita panjang lebar sama saya katanya di gang sebelah ada pocong jadi-jadian alias nyupang!” Jawabku, lalu kang Rasilah menimpali, “Ya memang, sebenarnya saya sudah tahu itu...” jawabnya.Jawaban beliau sontak membuat aku dan Kasrim melongo.

“Lalu kamu mau apa,” tanya kang Rasilah.

“Sebagai anak muda yang serba ingin tahu, alias penasaran, apa salahnya kang kalau kita pergi ke sana kang, siapa tahu bisa menjumpai penampakan hantu pocong jadi-jadian tersebut,” jawabku.

Kang Rasilah tertegun sejenak dan berkata “Iya boleh saja, saya mau, tapi jika seandainya nanti kita bertemu dengan pocong jadi-jadian tersebut, saya minta pada kalian berdua, agar jangan sampai kalian ngomong kepada orang-orang apa yang akan kalian ketahui nanti, karena takutnya menjadi fitnah, lagian kan belum tentu orang yang menjadi pocong tersebut telah merugikan kita,” terang kang Rasilah.

Seperti dikomando saja kami berdua pun kompak menjawab “lya kang, beres... “

Kemudian kang Rasilah masuk ke kamarnya dan keluar lagi sambil membawa sebilah keris yang berukuran rada kecil, kira-kira berukuran 5 centimeter saja, lalu dimasukkan keris tersebut ke sakunya.

Kemudian kang Rasilah pun mengajak kami berdua pergi ke tempat awal pertama pocong jadi-jadian tersebut terlihat di teras bu Darni. Tepat nya di ujung desa kami yang tempatnya masih banyak lahan-lahan kosongnya. Dengan berjalan kaki, kina-kira 30 menit sampailah kami bertiga ke tempat tersebut. Hari sudah sangat malam kira kira jam 23 WIB. Suara daun pohon yang diterpa angin, dan suara lolongan anjing dari kejauhan yang membuat suasana terasa makin mencekam.

Sebenannya aku dan Kasrim agak takut dengan suasana sepenti ini, cuma karena ditemani kang Rasilah yang membuat aku dan Kasrim jadi berani. Kami berdua dengan Kasrim saling pandang, lalu kang Rasilah berkata, ‘Kalau benar pocong jadi-jadian itu ada, pasti sebentar lagi dia keluar, ayo kita bersembunyi saja di balik pohon besar tersebut.”

Lalu kami bertiga mencari tempat persembunyian agar tak terlihat pocong yang kami tunggu di balik pohon tersebut. Di tengah kegelapan malam, dengan perasaan dag dig dug, campur penasaran kami bertiga dengan sabar menunggu di balik pohon besar tersebut. Benar saja apa yang dikatakan kang Rasilah tidak berapa ama kami menunggu, kira-kira hanya setengah jam, muncullah dari rerimbunan pohon satu sosok berbentuk putih, yang lama kelamaan semakin terlihat jelas di antara ceIah celah pohon yang besar-besar, ya dialah pocong jadi-jadian yang selama ini menjadi pembicaraan ramai di masyarakat kampung kami.

Dengan tidak menyadari keberadaan kami, pocong jadi-jadian tersebut melintas ke arah jalan Setapak yang tak jauh dari tempat pohon kami besembunyi. Lalu dengan terpekik di dalam hati saya mengucapkan istighfar di dalam hati, Sosok pocong jadi-jadian tersebut jelas sekali terlihat kami, dan yang membuat kami terkejut adalah, wajah pocong jadi-jadian tersebut sangat kami kenal, ya dia adaIah salah seorang tetangga kami.

Setelah pocong jadi-jadian tersebut menjauh dan hilang di kegelapan malam, lalu kang Rasilah menepuk bahu kami berdua, “Sudah... ayo kita pulang,” dan kang Rasilah pun berkata, “Sekarang kamu berdua sudah tahu, dan ingat...jangan bicara atau bercerita ke siapapun, cukup ini menjadi rahasia kita bertiga.”

Dengan perasaan campur aduk aku dan Kasrim hanya bisa menganggukkan kepala, di benakku terlintas pikiran, “Ko’ ada ya orang ingin kaya sampai menjadi pocong, yang sudah jelas-jelas itu perbuatan yang tidak di ridhoi Allah SWT... Naudzubillah.Mengingat setan iblis dapat menyerupai manusia siapa saja kecuali para Nabi tentunya,dan untuk menghindari fitnah ,kami telah sepakat untuk menjaga rahasia itu.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar