Garasitogel-mistik - Bukan latah karena belum lama ini ada berita lelayu dari artis ibu kota yang meninggal dunia sebab penyakit servixs yang dideritanya, tulisan yang sedang kamu baca ini sejatinya sudah lama saya simpan di draf.
Hidup ini bersifat ironis, itulah kira-kira ungkapan yang paling cocok, betapa tidak manusia sebenarnya tidak pernah meminta supaya dia dilahrikan, namun begitu dia lahir, mencintai hidup dan kehidupannya, dia dihadapkan pada realitas yang amat menyakitkan hatinya, manusia dihadapkan kepada kematiannya, dihadapkan kepada batas akhir hidupnya, yang senang atau pun tidak senang harus dijalaninya, sebagaimana kelahirannya sendiri.
Semua makhluk yang mempunyai roh pasti suatu saat nanti akan mengalami sebuah kematian, yang termasuk makhluk yang bernama manusia, kalau saat kematian sudah tiba, maka tidak seorang pun bisa melobi dan bernegosiasi untuk menunda atau memundurkan sedikitpun, begitu juga dengan memajukan kematian, Kematian yang akan datang pada waktu yang tepat dan waktu yang sudah ditentukan, sehingga kematian tidak perlu untuk ditakuti dan juga jangan pernah berani kepada kematian, cukup disadari bahwa suatu saat nanti kita yang akan mengalaminya.
Hidup ini bersifat ironis, itulah kira-kira ungkapan yang paling cocok, betapa tidak manusia sebenarnya tidak pernah meminta supaya dia dilahrikan, namun begitu dia lahir, mencintai hidup dan kehidupannya, dia dihadapkan pada realitas yang amat menyakitkan hatinya, manusia dihadapkan kepada kematiannya, dihadapkan kepada batas akhir hidupnya, yang senang atau pun tidak senang harus dijalaninya, sebagaimana kelahirannya sendiri.
Semua makhluk yang mempunyai roh pasti suatu saat nanti akan mengalami sebuah kematian, yang termasuk makhluk yang bernama manusia, kalau saat kematian sudah tiba, maka tidak seorang pun bisa melobi dan bernegosiasi untuk menunda atau memundurkan sedikitpun, begitu juga dengan memajukan kematian, Kematian yang akan datang pada waktu yang tepat dan waktu yang sudah ditentukan, sehingga kematian tidak perlu untuk ditakuti dan juga jangan pernah berani kepada kematian, cukup disadari bahwa suatu saat nanti kita yang akan mengalaminya.
Bila ditelusuri lebih jauh sesungguhnya kematian sebagai hal yang sangat wajar terjadi di dalam kehidupan, setiap yang bernyawa pasti akan mengalami dan merasakan kematian, karena mati sudah menjadi pasangan bagi hidup, namun kita memang tidak pernah bisa menentukan kepastian, kapan kematian tersebut yang akan datang, kematian datang menghampiri kita bagaikan seorang pencuri, menyelinap masuk terus membawa roh kehidupan kita dengan meninggalkan jasad tidak berdaya.
Kematian, baik di dalam situasi normal mau pun tidak normal, tak pernah mengalami kegagalan untuk menunjukan taringnya yang bengis dan bersiap untuk merobek jaringan kehidupan manusia dengan sewenang-wenang, kematian benar-benar sudah merampas segala skala nilai kehidupan yang sudah ditata dengan rapi, dan memporak-porandakan semua reancan hidup yang sudah disusun oleh manusia sebagai suatu bangunan yang sangat megah dan indah.
Manusia yang selalu merasa datangnya kematian tersebut terlalu cepat, peluang untuk menyelesaikan segala rencana yang ada dirampok oleh kematian yang tak kenal dengan kompromi, masih belum puas rasanya untuk mengukir kehidupan ini, masih belum sempat rasanya untuk menikmati kehidupan dengan orang-orang yang kita cintai, kematian segera datang menjemput, tidak pernah sabar menanti barang semenit atau pun sedetik pun.
Kematian sering indetik dengan sebuah tragedi yang membawa banyak kesedihan bagi yang ditinggalkan, tentu saja kesedihan yang akan terasa semakin mendalam apa bila kematian tersebut menimpa orang-orang terdekat kita, yang kita cintai dan kita butuhkan, pada saat itu terjadi, banyak diantara manusia yang tidak sanggup untuk menerima proses kematian tersebut menjadi konsekuensi yang logis dari kehidupan.
Manusia yang selalu merasa datangnya kematian tersebut terlalu cepat, peluang untuk menyelesaikan segala rencana yang ada dirampok oleh kematian yang tak kenal dengan kompromi, masih belum puas rasanya untuk mengukir kehidupan ini, masih belum sempat rasanya untuk menikmati kehidupan dengan orang-orang yang kita cintai, kematian segera datang menjemput, tidak pernah sabar menanti barang semenit atau pun sedetik pun.
Kematian sering indetik dengan sebuah tragedi yang membawa banyak kesedihan bagi yang ditinggalkan, tentu saja kesedihan yang akan terasa semakin mendalam apa bila kematian tersebut menimpa orang-orang terdekat kita, yang kita cintai dan kita butuhkan, pada saat itu terjadi, banyak diantara manusia yang tidak sanggup untuk menerima proses kematian tersebut menjadi konsekuensi yang logis dari kehidupan.
Kematian menunculkan jarak yang tidak terukur dan tidak terbatas antara yang masih hidup dengan yang sudah mati, meski pun demikian, kemudian semua manusia harus dengan rela menerima datangnya kematian menjadi suatu ketentuan "nasib" yang tidak terelakkan, salah satu peristiwa yang sudah pasti menghampiri manusia ini, setidaknya menyadarkan kita menjadi manusia yang masih menikmati hidup dialam semesta pada tiga pertanyaan yang sangat penting, ialah dari mana kita berasal? untuk apa kita hidup di dunia? kemanakah kita akan kembali?
Pertama, kita hidup tidak dengan mantra "Bimsalabim", langsung ada di dunia namun ada sebuah proses dan yang menggerakan proses sehingga kita menjadi ada dialam semesta ini, kita terbuat dari hasil pertemuan air mani dan ovum yang dihasilkan dari sari pati tanah, sati pati makanan dan minuman yang kita masukkan di dalam tubuh kita membentuk air mana dan sel telur, pertemuan keduanyalah yang menjadi karena dari terbentuknya manusia, tapi keduanya bukan bergerak sendiri untuk bertemu, namun ada penggerak yang mempertemukan keduanya ialah Allah.
Pertama, kita hidup tidak dengan mantra "Bimsalabim", langsung ada di dunia namun ada sebuah proses dan yang menggerakan proses sehingga kita menjadi ada dialam semesta ini, kita terbuat dari hasil pertemuan air mani dan ovum yang dihasilkan dari sari pati tanah, sati pati makanan dan minuman yang kita masukkan di dalam tubuh kita membentuk air mana dan sel telur, pertemuan keduanyalah yang menjadi karena dari terbentuknya manusia, tapi keduanya bukan bergerak sendiri untuk bertemu, namun ada penggerak yang mempertemukan keduanya ialah Allah.
Berangkat dari realitas ini, yang menggerakan dan yang menciptakan kita ialah Allah, sehingga sepatunya kita selalu mendekatkan diri kepada Allah, bukan semakin menjauh, menjauhkan kita dari Allah dikarenakan oleh kehidupan kita yang hidup di dalam kesombongan dan lupa diri.
Kedua, kesadaran untuk apa kita hidup? kita hidup di dunia diperuntukkan dua hal ialah "wama khalaktu al-jinna wa al-insa illa liya'budun", tak saya ciptakan jin dan manusia kecuali hanya menyembah kepada Allah, disini manusia menjadi seorang hamba yang harus menyembah kepada Allah dengan menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhkan larangan-Nya, manusia yang harus mendekati diri kepada Allah menjadi Implementasi terbinanya hubungan vertikal manusia dengan Allah.
Kedua, kesadaran untuk apa kita hidup? kita hidup di dunia diperuntukkan dua hal ialah "wama khalaktu al-jinna wa al-insa illa liya'budun", tak saya ciptakan jin dan manusia kecuali hanya menyembah kepada Allah, disini manusia menjadi seorang hamba yang harus menyembah kepada Allah dengan menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhkan larangan-Nya, manusia yang harus mendekati diri kepada Allah menjadi Implementasi terbinanya hubungan vertikal manusia dengan Allah.
Disisi lain, tujuan manusia hidup di bumi ialah inni ja'ilun fi al-ardhi khalifah, manusia menjadi khalifah dimuka bumi, khalifah diartikan menjadi kepanjangan tangan Allah di bumi untuk merawat alam semesta dengan sebaik-baiknya, sehingga tidak ada satu pun dari tindakan kita yang mengarah kepada pengrusakan alam dengan dalih apa pun.
Begitu juga prilaku kita antar manusia yang harus dibina dengan sebaik-baiknya sehingga tidak ada lagi permusuhan dan pertikaiaan di bumi ini, setiap kejadian dan kehidupan kita tidak bisa lepas dari kekuasaan Allah, oleh karena itu kita dituntut untuk selalu mendekati kepada-Nya dan membumikan nilai-nilai kebaikan dan memakmurkan antar sesama dan alam semesta, pada taraf inilah, kita menjadi manusia mempunyai tanggung jawab besar di dalam merawat, membina dan memakmurkan nilai-nilai kebaikan, bukan sebaliknya.
Begitu juga prilaku kita antar manusia yang harus dibina dengan sebaik-baiknya sehingga tidak ada lagi permusuhan dan pertikaiaan di bumi ini, setiap kejadian dan kehidupan kita tidak bisa lepas dari kekuasaan Allah, oleh karena itu kita dituntut untuk selalu mendekati kepada-Nya dan membumikan nilai-nilai kebaikan dan memakmurkan antar sesama dan alam semesta, pada taraf inilah, kita menjadi manusia mempunyai tanggung jawab besar di dalam merawat, membina dan memakmurkan nilai-nilai kebaikan, bukan sebaliknya.
Ketiga, kesadaran akan tanya kemanakah kita akan kembali? pertanyaan ini hanya mempunyai satu jawaban ialah kembali kepada Allah yang menciptakan kita, di dalam proses kembali, kita akan bertemu dengan yang namanya kematian, ingat pada kematian sebagai alarm bagi kehidupan manusia, dari alam dunia kita menuju alam barzah melalui pintu kematian, dengan demikian, kematian mempunyai kaitan dengan amal perbuatan yang kita lakukan selama hidup di dunia.
Dialam yang kita sebut barzah ini, manusia yang akan memperoleh balsan terhadap amal yang dilakukannya, baik itu seperti siksaan mau pun kenikmatan, saat amal kita selama di dunia ialah amal perbuatan yang inkar kepada perintah dan larangan Allah, maka niscaya siksa menjadi temen kita selama hidup sebagai amal yang sholih, maka niscaya kenikmatan sebagai teman selama dialam barzah.
Dialam yang kita sebut barzah ini, manusia yang akan memperoleh balsan terhadap amal yang dilakukannya, baik itu seperti siksaan mau pun kenikmatan, saat amal kita selama di dunia ialah amal perbuatan yang inkar kepada perintah dan larangan Allah, maka niscaya siksa menjadi temen kita selama hidup sebagai amal yang sholih, maka niscaya kenikmatan sebagai teman selama dialam barzah.
Oleh karena itulah kita menjadi manusia bisa mengambil hikmah dari tiga kesadaran diatasnya ialah, kita harus selalu senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan kita seharusnya selalu mengingat kematian menjadi kontrol terhadap perbuatan kita selama di dunia dan senantiasa beramal sholeh kepada sesama sehingga kita selalu menghindari dari prilaku menyakitkan orang lain.
Demikian artikel dari Garasitogel Mistik - Pesan Tersembunyi Dari Kematian, saya tutup sampai disini, dan juga silahkan di ikuti pada Garasitogel Mistik kami yang lainnya dan tentunya tidak kalah menarik untuk di ikuti.
Demikian artikel dari Garasitogel Mistik - Pesan Tersembunyi Dari Kematian, saya tutup sampai disini, dan juga silahkan di ikuti pada Garasitogel Mistik kami yang lainnya dan tentunya tidak kalah menarik untuk di ikuti.
SUMBER : WWW.GARASIGAMING.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar